WACANA DALAM KONSEP DASAR BAHASA DAN SASTRA

 


1.      Beberapa fungsi dari  wacana antara lain:

  • Wacana ekspresif, apabila wacana itu bersumber pada gagasan penutur atau penulis sebagai sarana ekspresi, seperti wacana pidato.
  • Wacana fatis, apabila wacana itu bersumber pada saluran untuk memperlancar komunikasi, seperti wacana perkenalan pada pesta.
  • Wacana informasional, apabila wacana itu bersumber pada pesan atau informasi, seperti wacana berita dalam media massa.
  • Wacana estetik, apabila wacana itu bersumber pada pesan dengan tekanan keindahan pesan, seperti wacana puisi dan lagu.
  • Wacana direktif, apabila wacana itu diarahkan pada tindakan atau reaksi dari mitra tutur atau pembaca, seperti wacana khotbah.

2.      Beberapa tujuan dari wacana yang ingin dicapai dalam sebuah wacana dipengaruhi dan ditentukan oleh kebutuhan dasar manusia. Ada empat kebutuhan dasar yang dapat mempengaruhi wacana. Kebutuhan dasar dapat berwujud antara lain:

  1. Keinginan untuk memberi informasi kepada orang lain dan memperoleh informasi dari orang lain mengenai suatu hal.
  2. Keinginan untuk meyakinkan seseorang mengenai suatu kebenaran atau suatu hal, dan lebih jauh mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.
  3. Keinginan untuk menggambarkan atau menceritakan bagaimana bentuk atau wujud suatu barang atau objek, atau mendeskripsikan cita rasa suatu benda, hal, atau bunyi.
  4. Keinginan untuk menceritakan kepada orang lain kejadian atau peristiwa-peristiwa yang terjadi, baik yang dialami sendiri maupun yang didengarnya dari orang lain.

3.      Wacana deskripsi 

       Deskripsi dengan topik UPGRIS

Universitas PGRI Semarang didirikan oleh Pengurus Daerah Tingkat I PGRI Provinsi Jawa Tengah melalui Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan (YPLP) IKIP PGRI Jawa Tengah dan merupakan perubahan bentuk dari IKIP PGRI Semarang dengan Akademi Teknologi Semarang. Tujuan pendiriannya adalah untuk menyiapkan calon pemimipin yang unggul dan berkarakter kebangsaan sehingga dapat menjadi teladan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam mencapai kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia. Dalam sejarah perkembangannya, perjalanan Universitas PGRI Semarang dapat dibagi dalam lima periode besar.

Periode pertama adalah periode perintisan kelembagaan (1981-1986). Periode ini ditandai dengan berdirinya IKIP PGRI Jawa Tengah padatanggal 23 Juli 1981 oleh Pengurus Daerah Tingkat I PGRI Provinsi Jawa Tengah di bawah kepemimpinan Drs. Is Riwidigdo. Beberapa tokoh pendirinya antara lain Taruna, S.H.; Drs. Is Riwidigdo; Drs. Karseno; Drs. R. Antonius Supardi Hadiatmodjo; Drs. Muhamad Oemar; Drs. Thomas Sabar Adiutomo; Drs. Abdul Latief Nawawi S.H.; Drs. Soeparjo; Ny. Widayati Sumiyatun Soeharto; dan Drs. Teddy Iskandi. Melalui SK Mendikbud No. 0395/0/1984 IKIP PGRI Jawa Tengah berubah menjadi STKIP PGRI Jawa Tengah.

Periode kedua adalah periode pembangunan kelembagaan (1987-1992). Pada periode ini, dibawah kepemimpinan Rektor Taruna, S.H., STKIP PGRI Jawa Tengah berubah nama menjadi IKIP PGRI Semarang.

Periode ketiga adalah periode pembangunan akademik (1993-1997). Periode ini dibawah kepemimpinan Rektor Prof. Drs. Satmoko dengan fokus utama meningkatkan mutu dosen melalui program studi lanjut. Proses pembangunan akademik disempurnakan pada era kepemimpinan Prof. Drs. Sugijono, M.Sc. (1997-2001) yang memiliki enam program studi yaitu: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), Pendidikan Matematika (Pend. Mat), Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn); dan Pendidikan Biologi (Pend. Bio). Keenam program studi tersebut diajukan pada Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) dengan perolehan akreditasi B.

Periode keempat adalah periode pengembangan (2001-2009). Di bawah kepemimpinan Rektor Dr. Sulistiyo, M.Pd., IKIP PGRI Semarang yang sempat diwacanakan akan berubah menjadi universitas memantapkan diri untuk bertahan dengan bentuk IKIP. Euforia berbagai perguruan tinggi untuk mengubah nama justru membuat IKIP PGRI Semarang semakin fokus sebagai perguruan tinggi pencetak tenaga kependidikan. Pada masa ini, peningkatan tajam terlihat dengan melejitnya posisi IKIP PGRI Semarang sebagai 5 (lima) besar Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang paling diminati calon mahasiswa.

Periode kelima (2009-sekarang) merupakan periode yang menekankan pada pendidikan karakter. Pada periode tersebut, IKIP PGRI Semarang di bawah kepemimpinan Rektor Dr. Muhdi, S.H. M.Hum. yang hingga saat ini terus mensosialisasikan metode pembelajaran pendidikan karakter pada anak didik. Berbagai kegiatan untuk mewujudkan terlaksananya pendidikan karakter terus digalakkan pada periode tersebut.Pada periode ini pula bergabung Akademi Teknologi Semarang (ATS) yang berdiri sejak tahun 1979 dalam pengelolaan YPLP PT PGRI Semarang dan selanjutnya pada tanggal 17 April 2014 melalui SK Mendikbud nomor 143/P/2014 ditetapkan penggabungan IKIP PGRI Semarang dengan ATS sebagai Universitas PGRI Semarang dengan 2 (dua) program studi S2, 13 (tiga belas) program studi S1 kependidikan, 7 (tujuh) program studi S1 teknik, dan 3 (tiga) program studi D3 teknik.


4.      Wacana deskripsi eksposisi dengan topik UPGRIS

Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), berdiri sejak tahun 1981, adalah lembaga pendidikan tinggi swasta terkemuka di Indonesia. Sebagai PT berperingkat 23 Pengabdian kepada masyarakat serta peringkat 67 penelitian tingkat nasional, dan 100 besar PT terbaik dari 4500 PT di Indonesia, UPGRIS terus melaju dengan mutu menjadi The Meaning University, universitas pencipta, pemberi dan penjaga makna bagi kemaslahatan masyarakat.

Dengan sarana dan prasarana yang memadai, pengalaman dan kualifikasi dosen yang teruji, serta pembiasaan dan peneladanan karakter civitas akademika, UPGRIS berkomitmen mempersiapkan calon pemimpin bangsa yang unggul, dan berbudi pekerti luhur, siap menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks.

 

Comments

Popular posts from this blog

PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN TANPA KATA MALES!

JAWABAN MENGENAI MATERI PUISI PADA SASTRA INDONESIA